Friday, November 8, 2013

untitled #2

Matahari, matahari itu tak menampakkan senyumannya pada Ghisa yang pingsan dibawah tanah longsor dan batu yang besar, Ghisa sangatlah beruntung, Sebongkah batu yang sangat besar menutupinya hingga tanah tak menguburnya, hanya menutupi bagian yang tak ada batunya. Ghisa membuka matanya.
“Sepi, Gelap”
“Bundaaaaaaa Ghisa dimana ? mengapa Ghisa tak dibangunkan lagi? Tak ada yang menjawab.” Lirih Ghisa, meskipun ia merasa telah berteriak namun kenyataannya hanya lirihan yang keluar dari mulutnya.
            “Aaaw” saat ghisa berusaha mengangkat tangannya yang tak bisa bergerak.
            “astaghfirullah, astaghfirullah ini dimana? Ini bukan dirumah, Astaghfirullah, astaghfirullahal ‘adziim, Ya Allah, Ghisa dimana? Ya Allah ini dimana? Ya Allah aku tahu sekarang Ghisa sendirian, Ghisa takut Ya Allah, Ghisa takut, tapi Ghisa tahu Ya Allah hanya Engkaulah sebaik – baik pelindung. Astaghfirullah, Ghisa lupa bilang sama bunda dan ayah Ghisa, Ghisa lupa minta izin, Ya Allah inilah hukumannya?”
            

             “Ya Allah, Ghisa ingat cerita Bunda tentang 3 pemuda yang dapat menggeser batu, karena amal baiknya. Ya Allah, amal baikku apa? Aku tak punya amal baik, hari ini aku telah lupa meminta izin pada orang tuaku, astaghfirullah, ampun Ya Allah.”
            “Ya Allah, amal baikku apa? Shalatku sering lalai, aku lebih senang mengerjakan amal duniawi ketimbang mengikuti panggilanmu, Ya Allah ampuni aku ya Allah.”
            “Ya Allah amal baikku apa? Amalanku lebih banyak karena pandangan manusia, aku lebih sering berharap pada pujaan manusia dibandingkan ridhoMu, Astaghfirullah. Ampun Ya Allah”
            “Ya Allah amal baikku apa? Aku lebih sering mengecewakan kedua orang tuaku dibandingkan membahagiakan mereka. Astaghfirullah. Ampun Ya Allah”
            “Ya Allah aku tak punya amal baik ya Allah, aku takut sekali, aku takut sekali, ampuni aku Ya Allah, ampuni aku, pertemukan kembali aku dengan orang tuaku, aku ingin meminta maaf pada mereka. Ya Allah jika Engkau ridho akan permohonan maafku dan pertemuanku dengan orang tuaku kembali, selamatkan aku dari sini Ya Allah, sungguh Engkaulah sebaik-baik pemberi pertolongan.” Ghisa hanya menangis dan berdoa.
            “Assalamu’alaikum Ghisa”
            “Assalamu’alaikum Ghisa”
            “Wa wa’alaikum salam, Ada apa? Disini putih semua .....disini putih dan lama lama....”
            Semuanya menjadi gelap gulita. Hanya kuasa Allah yang dapat mempertemukan kembali Ghisa dengan kedua orang tuanya.


            Astaghfirullah, ampuni aku ya Allah, ampuni aku ya Allah, astaghfirullah, ampuni aku ya Allah.
            “Assalamu’alaikum, Ghisa sayang..”
            “Waalaikum salam, Bun da?”
            “Iya ini bunda sayang. Ghisa tenang aja, Allah sudah mengabulkan doa Ghisa.”
            “Bundaaaa, ayaaaah? Maafin Ghisa, Ghisa lupa memohon izin saat berangkat, Ghisa menjadi anak yang tidak baik untuk ayah dan bunda..”ghisa terus menangis dan mencoba mengangkat tangan dan kakinya “Loh kok tangan sama kaki Ghisa gak bisa gerak ? Bunda Ghisa kenapa?”
            “Ya Ghisa gak kenapa napa sayang, Ghisa lagi di beri perhatian lebih sama Allah, sabar ya sayang, insyaAllah nanti cepet sembuh kok, Ghisanya nurut sama dokter dan suster ya.:)”
            “Bunda ini jam berapa? Ghisa belum shalat?”
            “Ghisa mau shalat Isya? Boleh sayang.”

            
             “Bagaimana dokter keadaanya?”
            “Ia tidak apa-apa, hanya saja tangan dan kaki kirinya terkilir. Sekarang ia tak sadar karena fisiknya yang sangat lemah akibat kehabisan oksigen”
            “Tolong bantu teman saya ya dokter.”
            “Iya akan kami usahakan. Ada keluarga pasien?”
            “Saya, saya keluarga pasien bagaimana keadaanya?”
            “Ia sedang tak sadar, ini ada administrasi yang harus diselesaikan pak.”
            “Baiklah, berikan perawatan terbaik untuknya, masalah biaya biar saya yang selesaikan” selanjutnya -->

            “Siap, InsyaAllah.”

No comments:

Post a Comment

Pejuang Garis Dua PCOS FIGHTER Tahun ke-5 part 2 Diet untuk PCOS

  Cerita HSG dan test hormonku. Saat akan HSG dan test hormon ini, aku sedang depresi... MasyaAllah... Aku sedang dihadapkan dengan harus be...