Wednesday, January 23, 2013

Cinta Abadiku #1


Bismillahirrahmaanirrahiim...
Disebut cerpen kepanjangan disebut novel kependekan.. :D selamat membaca ya..;-)

Langit biru belum terlihat, bintang - bintang masih bertebaran, bulan masih memperlihatkan bentuknya yang indah, jangkrikpun masih bersuara dengan lantangnya. krik.. krik.. krik..
Hhmmmmmmm udara masihlah sangat sejuk. Jam baru menunjukkan pukul 02.30 pagi. Aku bergegas mengambil air untuk menyegarkan tubuhku dan menyejukkan hatiku. Shalat 4 rakaat ditambah 3 witir tak ingin ku lewatkan. Tak lupa pembersih jiwa penenang hati yang paling mujarab ku baca hingga air mata ini mengalir. Itulah yang kulakukan setiap pagi hanya demi bertemu dengan Sang Pemilik Cinta Abadi.
Tak seperti pagi biasanya, hari ini adalah hari special bagiku karena aku menjadi Mahasiswa Baru atau disingkat MaBa di Universitas favoriteku. Kami (MaBa) diwajibkan untuk berkumpul di kampus baru kami tepat pukul 05.00 wib. Aku pun bergegas agar sampai di tempat pukul 04.00, agar aku dapat merasakan indahnya sholat subuh dan tak lupa sunah fajar yang pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya di Mesjid Nurul Huda, mesjid di kampus baruku. Aku pergi di antar oleh ayah tercinta.
Waktu Osmas (Ospek Mahasiswa)pun tiba, hal yang pertama kali kami lakukan adalah berbaris di aula utama yang sangat luas sekali. Sekitar 6000 mahasiswa ditambah beberapa ratus dosen menghadiri acara pertama yaitu pembukaan. Setelah itu kami yang sudah berpakaian putih hitam dan memakai atribut lengkap sesuai dengan jurusan dan fakultas masing masing mendapatkan materi motivasi dari Bapak Gubernur. Acara pembukaanpun usai, tiba saatnya acara utama yaitu perkenalan mahasiswa dengan kampus barunya. Dalam perkenalan kampus tersebut, kami mendapat materi mengenai sejarah kampus kami, kurikulum dan lainnya yang akan bermanfaat bagi kami di masa yang akan datang. Dalam perkenalan kampus ini, kami telah melakukan sumpah untuk tidak ada perpeloncoan dan plagiat. Ya, itulah yang mendasari osmas dikampus kami berjalan dengan menyenangkan, banyak games seru, banyak tantangan yang berkesan, berkenalan dengan teman luar fakultas, sangat mengesankan.
Tiba di suatu ruangan kami dipisahkan sesuai dengan jurusan kami, satu jurusan itu sekitar 120 orang, kami dipecah menjadi 12 kelompok yang masing – masing berjumlah 10 orang. Dalam ruangan itu kami berkenalan satu – persatu, Subhanallah sulit bagiku untuk mengenal setiap mahasiswa, aku hanya mengenal sekitar 30 orang dari 120 yang ada diruangan itu. Mungkin, nanti dengan berjalannya waktu aku akan mengenal lebih banyak teman. Untuk kelompok sendiri, aku satu kelompok dengan Aristi, Mulki, Karima, Ghana, Athaya, Afian, Yosuf, Dannis, Marissa. Untuk menentukan ketua, kami ajukan siapa saja yang bersedia. Alasannya sederhana karena kami, khususnya aku, tak suka laki-laki yang mesti ditunjuk. Namun, tak diduga salah satu anggota kelompokku bernama Yosuf Fauzi Mikail, ia berani mengajukan diri sebagai ketua. Bukan modal keberanian saja yang ia miliki, namun kemampuan dalam memimpinpun terlihat saat ia langsung memberi semangat, pengarahan, dan membagi tugas dengan adil. Dia ketua yang sangat bijak. Awalnya, aku kira dia tipe ketua yang mudah lupa nama anggotanya, tiba – tiba “Tyas, kamu jadi sekretaris ya!” dia menunjukku begitu saja, Alhamdulillah, meskipun baru kenal, aku langsung dipercaya sebagai sekretaris.
Semenjak hari itu, aku menjadi sangat dekat dengan Aristi dan Mulki mereka menjadi tempat pertamaku untuk berbagi. Apapun itu kami lakukan bersama, bahkan anak – anak pasti bingung kalo kami terpisah. Pernah satu hari kami berbeda kelas dosen sampai bertanya “mana kembaran siam kalian?” teman satu kelaspun tertawa. Siam? Mungkin itu akibat tak dapat dipisahkannya kami.hehe. Alhamdulillah, tugas – tugas kelompok dapat dilakukan dengan lancar, kelompok kami, Erdogan, sangatlah kompak dan bekerjasama. Disini kami tekankan bukan sama – sama kerja, tetapi kerja sama. Yosuf pun mengingatkan, ketika kita tak sekolompok, kita harus selalu menjaga keakraban. Yosuf, ia pemimpin yang baik.
Masa osmas pun berakhir, tandanya kami menjadi mahasiswa biasa, bukan mahasiswa baru lagi. Sering aku protes, aku tak mau menjadi mahasiswa biasa, aku ingin menjadi luar biasa. Menurutku, mahasiswa luar biasa adalah mahasiswa yang bermanfaat bagi orang lain dimanapun, kapanpun dan bagisiapapun itulah moto hidupku.
***
Hari ini hari pertama kuliah, kami sebagai newbi di dunia perkuliahan merasa kebingungan dengan jadwal. Alhamdulillah kaka tingkat, dosen, serta tata usaha disini membantu kami. Mata Kuliah hari ini adalah Pengantar Teknologi Informasi yang disampaikan oleh Bapak DR. Prof. Teddy Ruslan, S.T, M.T, MBA. Seperti mahasiswa lainnya, tak ada tugas adalah suatu kejanggalan. Mahasiswa adalah kuli tugas. Awal pertemuan kami sudah mendapatkan tugas. Tugas kali ini dikerjakan berpasangan, aku berharap sekelompok dengan akhwat lagi, karena jika sekelompok dengan ikhwan itu membuatku tak terlalu bebas, dan ternyata aku sekelompok dengan Yosuf.
Tyas, kita sekelompok tugas Pak Teddy”,  kata Yosuf.
“Oh ya?? Kok bisa ya? Emang urutan NIM kamu setelah aku??” jawabku heran.
I don”t know”, jawab Yosuf sambil mengangkat dua pundaknya.
“Yaudah mau ngerjain kapan?”, tanyaku.
“Hari ini yuk?  jam 11 di perpus ya? gimana?”, ajaknya.
“ Boleh, terserah aja, tapi jangan lupa bawa temen ya!”, pintaku.
“Oke”, jawabnya.

Setelah kuliah selesai aku langsung keluar bersama teman baikku.
“Mul, Ris kalian tugas Pak teddy sama siapa? Ngerjain di perpus bareng yuk?”, ajakku.
“Sorry yas, gua janjian di gramed bareng Luthfi”, kata Mulki.
“Lo emang gak ada yang nemenin lagi yas?”, tanya Aristi.
“Iya, aku gak mau kalo cuma berdua, mendingan kagak kali”, jawabku.
“Jangan gituh yas, meskipun kita memiliki batasan, selama kita dapat mengusahakan, jangan sampai merugikan partner kita. Yaudah gua temenin sampe jam berapa lo?”, nasihat Aristi.
“Dari jam 11 sampe jam 3an kan kita ada jam Bu Tini jam setengah empat”, jawabku.
ok, lo bantuin kelompok gua ya!”, pinta Aristi.
ok..insyaAllah”, jawabku.
Di Perpustakaan
Saat kami  sedang mengerjakan tugas bersama di perpustakaan yang seperti biasa penuh tapi tenang, terdengarlah adzan berkumandang, tanda sudah masuk waktu sholat.
“Yas, ris, sholat dulu yuk”, terdengar suara Yosuf mengajak sholat.
Dalam hati aku bertanya - tanya, dia Islam?? Namun, aku tak menghiraukan lagi dan langsung membalas ajakannya “yuk”. Setelah selesai shalat berjamaah, Yosuf mengajak makan dan mentraktir kami, Alhamdulillah, senangnya.

Cinta Abadiku 2 -->next

No comments:

Post a Comment

Pejuang Garis Dua PCOS FIGHTER Tahun ke-5 part 2 Diet untuk PCOS

  Cerita HSG dan test hormonku. Saat akan HSG dan test hormon ini, aku sedang depresi... MasyaAllah... Aku sedang dihadapkan dengan harus be...