Bismillahirrahmaanirrahiim...
Disebut cerpen kepanjangan disebut novel kependekan.. :D selamat membaca ya..;-)
Langit
biru belum terlihat, bintang - bintang masih bertebaran, bulan masih
memperlihatkan bentuknya yang indah, jangkrikpun masih bersuara dengan
lantangnya. krik.. krik.. krik..
Hhmmmmmmm
udara masihlah sangat sejuk. Jam baru menunjukkan pukul 02.30 pagi. Aku
bergegas mengambil air untuk menyegarkan tubuhku dan menyejukkan hatiku. Shalat
4 rakaat ditambah 3 witir tak ingin ku lewatkan. Tak lupa pembersih jiwa
penenang hati yang paling mujarab ku baca hingga air mata ini mengalir. Itulah
yang kulakukan setiap pagi hanya demi bertemu dengan Sang Pemilik Cinta Abadi.
Tak
seperti pagi biasanya, hari ini adalah hari special
bagiku karena aku menjadi Mahasiswa Baru atau disingkat MaBa di Universitas favoriteku. Kami (MaBa) diwajibkan untuk
berkumpul di kampus baru kami tepat pukul 05.00 wib. Aku pun bergegas agar
sampai di tempat pukul 04.00, agar aku dapat merasakan indahnya sholat subuh dan tak lupa sunah fajar yang pahalanya
lebih baik dari dunia dan seisinya di Mesjid Nurul Huda, mesjid di kampus
baruku. Aku pergi di antar oleh ayah tercinta.
Waktu
Osmas (Ospek Mahasiswa)pun tiba, hal yang pertama kali kami lakukan adalah berbaris di aula utama yang
sangat luas sekali. Sekitar 6000 mahasiswa ditambah beberapa ratus dosen menghadiri
acara pertama yaitu pembukaan. Setelah itu kami yang sudah berpakaian putih
hitam dan memakai atribut lengkap sesuai dengan jurusan dan fakultas masing
masing mendapatkan materi motivasi dari Bapak Gubernur. Acara pembukaanpun
usai, tiba saatnya acara utama yaitu perkenalan mahasiswa dengan kampus
barunya. Dalam perkenalan kampus tersebut, kami mendapat materi mengenai
sejarah kampus kami, kurikulum dan lainnya yang akan bermanfaat bagi kami di
masa yang akan datang. Dalam perkenalan kampus ini, kami telah melakukan sumpah
untuk tidak ada perpeloncoan dan plagiat. Ya, itulah yang mendasari osmas
dikampus kami berjalan dengan menyenangkan, banyak
games seru, banyak tantangan yang berkesan, berkenalan dengan teman luar
fakultas, sangat mengesankan.
Tiba
di suatu ruangan kami dipisahkan
sesuai dengan jurusan kami, satu jurusan itu sekitar 120 orang, kami dipecah
menjadi 12 kelompok yang masing – masing berjumlah 10 orang. Dalam ruangan itu
kami berkenalan satu – persatu, Subhanallah
sulit bagiku untuk mengenal setiap mahasiswa, aku hanya mengenal sekitar 30
orang dari 120 yang ada diruangan itu. Mungkin, nanti dengan berjalannya waktu
aku akan mengenal lebih banyak teman. Untuk kelompok sendiri, aku satu kelompok
dengan Aristi, Mulki, Karima, Ghana, Athaya, Afian, Yosuf, Dannis, Marissa. Untuk menentukan ketua, kami ajukan siapa saja yang bersedia.
Alasannya sederhana karena kami, khususnya aku, tak suka laki-laki yang mesti
ditunjuk. Namun, tak diduga salah satu anggota kelompokku bernama Yosuf Fauzi Mikail,
ia berani mengajukan diri sebagai ketua. Bukan modal keberanian saja yang ia
miliki, namun kemampuan dalam memimpinpun
terlihat saat ia langsung memberi semangat, pengarahan, dan membagi tugas
dengan adil. Dia ketua yang sangat bijak. Awalnya, aku kira dia tipe ketua yang
mudah lupa nama anggotanya, tiba – tiba “Tyas, kamu jadi sekretaris ya!” dia
menunjukku begitu saja, Alhamdulillah,
meskipun baru kenal, aku langsung dipercaya sebagai sekretaris.
Semenjak
hari itu, aku menjadi sangat dekat
dengan Aristi dan Mulki mereka menjadi tempat pertamaku untuk berbagi. Apapun itu
kami lakukan bersama, bahkan anak – anak pasti bingung kalo kami terpisah.
Pernah satu hari kami berbeda kelas dosen sampai bertanya “mana kembaran siam
kalian?” teman satu kelaspun tertawa. Siam? Mungkin itu akibat tak dapat
dipisahkannya kami.hehe. Alhamdulillah, tugas – tugas kelompok dapat dilakukan dengan
lancar, kelompok kami, Erdogan, sangatlah kompak dan bekerjasama. Disini kami
tekankan bukan sama – sama kerja, tetapi kerja sama. Yosuf pun mengingatkan,
ketika kita tak sekolompok, kita harus selalu menjaga keakraban. Yosuf, ia
pemimpin yang baik.
Masa osmas pun berakhir, tandanya kami menjadi
mahasiswa biasa, bukan mahasiswa baru lagi. Sering aku protes, aku tak mau
menjadi mahasiswa biasa, aku ingin menjadi luar biasa. Menurutku, mahasiswa
luar biasa adalah mahasiswa yang bermanfaat bagi orang lain dimanapun, kapanpun
dan bagisiapapun itulah moto hidupku.
***
Hari ini hari pertama
kuliah, kami sebagai newbi di dunia
perkuliahan merasa kebingungan dengan jadwal. Alhamdulillah kaka tingkat, dosen, serta tata usaha disini membantu
kami. Mata Kuliah hari ini adalah Pengantar Teknologi Informasi yang
disampaikan oleh Bapak DR. Prof. Teddy Ruslan, S.T,
M.T, MBA. Seperti mahasiswa lainnya,
tak ada tugas adalah suatu kejanggalan. Mahasiswa adalah kuli tugas. Awal
pertemuan kami sudah mendapatkan tugas. Tugas kali ini dikerjakan berpasangan, aku
berharap sekelompok dengan akhwat lagi, karena jika sekelompok dengan ikhwan
itu membuatku tak terlalu bebas, dan ternyata aku
sekelompok dengan Yosuf.
“Tyas, kita sekelompok tugas Pak Teddy”, kata Yosuf.
“Oh ya?? Kok bisa ya? Emang urutan NIM kamu setelah aku??” jawabku heran.
“I don”t know”, jawab Yosuf sambil mengangkat dua pundaknya.
“Yaudah mau ngerjain kapan?”,
tanyaku.
“Hari
ini yuk? jam 11
di perpus ya? gimana?”, ajaknya.
“
Boleh, terserah aja, tapi jangan lupa bawa temen ya!”, pintaku.
“Oke”,
jawabnya.
Setelah kuliah selesai aku langsung keluar bersama teman baikku.
“Mul, Ris kalian tugas Pak teddy sama siapa? Ngerjain di perpus bareng yuk?”, ajakku.
“Sorry yas, gua janjian di gramed bareng Luthfi”, kata Mulki.
“Lo emang gak ada yang nemenin lagi yas?”, tanya Aristi.
“Iya, aku gak mau kalo cuma berdua, mendingan kagak kali”, jawabku.
“Jangan gituh yas, meskipun
kita memiliki batasan, selama kita dapat mengusahakan, jangan sampai merugikan
partner kita. Yaudah gua temenin sampe jam berapa lo?”, nasihat Aristi.
“Dari jam 11 sampe jam 3an kan kita ada jam Bu Tini jam setengah empat”, jawabku.
“ok, lo bantuin kelompok gua ya!”, pinta Aristi.
“ok..insyaAllah”, jawabku.
Di Perpustakaan
Saat
kami sedang mengerjakan tugas bersama di
perpustakaan
yang seperti biasa penuh tapi tenang, terdengarlah adzan berkumandang, tanda sudah masuk
waktu sholat.
“Yas, ris, sholat dulu yuk”, terdengar suara Yosuf mengajak sholat.
Dalam
hati aku bertanya - tanya, dia Islam?? Namun, aku tak menghiraukan lagi dan langsung membalas ajakannya “yuk”. Setelah selesai shalat berjamaah, Yosuf mengajak makan dan mentraktir kami, Alhamdulillah, senangnya.
Cinta Abadiku 2 -->next
Cinta Abadiku 2 -->next
No comments:
Post a Comment