Saat
ini Negeri kita tercinta yaitu Indonesia sedang krisis moral khususnya pada
usia remaja. Dimana sudah tidak ada tata krama antara remaja dan orang tua,
adanya pembagian kondom gratis pada remaja yang secara tidak langsung
melegalkan untuk berhubungan intim saat usia remaja tanpa status menikah dan
banyak contoh lainnya yang menunjukkan Indonesia sedang mengalami krisis moral.
Faktor utamanya adalah karena kurangannya pemahaman agama pada remaja saat ini.
Mereka lebih mencintai artist artist korea dibandingkan dengan para sahabat
Rasul, sehingga mudah sekali mereka untuk mengikuti perilaku yang mereka lihat
pada idola mereka.
Sekarang bagaimana
dengan adik – adik kelas kita yang kebanyakan adalah remaja? Sebagai pengemban
dakwah sekolah tentunya perubahan akhlaq pada adik – adik sekolah , salah satu
tanggung jawab yang harus kita usahakan untuk diperbaiki. Untuk itu, kita harus
mengetahui atau memiliki strategi dakwah sekolah yang efektif. Mengapa? Agar tujuan
kita tercapai dan tepat sasaran. Berikut adalah sedikit yang bisa dibagi agar
dakwah sekolah menjadi efektif.
1.
Hati yang tulus ( Ruhiyah yang baik).
Hati yang tulus, bersih dan mencintai itu dipengaruhi oleh seberapa
dekat kita dengan Allah SWT. Ketika berada di medan dakwah sekolah, kita sangat
memerlukan mental yang kuat, karena dengan tempat yang jauh (kita sudah tidak
berada dikawasan sekolah), jadwal yang sering berbentrokan, dan masalah lainnya
hanya akan dapat dihadapi oleh hati yang tulus, ikhlas dan kuat. Jika tidak
hanya akan membuat ketidak konsistenan dalam dakwah sekolah. Maka, ketika ada
hal yang mengurangi semangat kita berada di dakwah sekolah, perbaiki niat
kembali serta tanyakan diri, bagaimana ruhiyah ini? Apakah masih sehat? Atau maksiat
yang banyak dilakukan sehingga menutup kesempatan amal – amal baik kita?
2. Kedekatan dengan anak – anak sekolah.
Anak – anak sekolah atau remaja merupakan masa – masa dimana
membutuhkan perhatian lebih baik dari orang tua dan lingkungan sekitar. Pada masa
ini mereka lebih senang bercerita dan mengungkapkan perasaannya. Sebagai
aktivis dakwah sekolah kita harus menyentuh mereka tepat pada hatinya. Jika hati mereka sudah terikat atau kedekatan
telah terjalin kuat, mereka tidak akan sungkan bercerita, meminta dan menurut
sehingga dakwah akan dirasakan lebih efektif pada anak – anak yang sudah memiliki keterikatan
hati dengan kita.
3.
Kedekatan dengan guru – guru dan warga sekolah.
Selain dekat dengan anak – anak sekolah, perlu diingat medan kita
adalah sekolah sehingga kitapun harus dekat dengan warga sekolah. Kedekatan kita
dengan warga sekolah akan memudahkan kita dalam birokrasi ketika akan
mengadakan suatu kegiatan disekolah. Ingat kepercayaan warga sekolah pada kita
adalah hal yang sangat penting sehingga perlu dijaga dan perlu diciptakan terus
menerus sehingga akan mudah setuju pada hal – hal yang kita sampaikan.
4.
Memanfaatkan PHBI sebagai momen berdakwah.
Terlepas dari perdebatan akan adanya momen PHBI selain Idul Fitri dan
Idul Adha adalah sesuatu hal yang baru (bid’ah). Momen maulid nabi, tahun baru
Islam dan PHBI lainnya merupakan momen untuk mengadakan acara – acara besar
yang dapat dilaksanakan disekolah itu, contohnya saat ada tahun baru islam kita
dapat mengajukan untuk mengadakan perlombaan keislaman tujuannya adalah agar
anak – anak di sekolah itu lebih perhatian pada keIslaman. Momen ini sangat
penting mengingat sekolah tidak akan mengadakan hal – hal yang berbau Islami
selain pada bulan Ramadhan. Sehingga Momen PHBI ini dapat dimanfaatkan untuk
dakwah sekolah seperti kajian, ta’lim dan yang lainnya yang dapat menyertakan
seluruh warga sekolah.
Begitu banyak
asam manis pahit asin dalam dakwah sekolah, hanya orang – orang yang terpilihlah
yang akan kuat menerjang badai dan ujian di dakwah sekolah. Karena dakwah itu
cinta, maka selamat mencintai sekolah dengan menebarkan manfaat disana. Semoga tips
dakwah efektif diatas dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat diamalkan,
karena orang yang terbaik bukanlah yang menulis atau yang mendengarkan tapi
orang yang mengamalkan.
No comments:
Post a Comment